TEMPO.CO, Jakarta - Anggota DPRD DKI dari Fraksi PAN Zita Anjani meminta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mundur dari jabatannya. Putri Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan itu menilai Nadiem tidak memiliki inovasi dalam menangani pendidikan. "Mas Menteri belum punya gagasan dan inovasi yang jelas. Ini sudah empat bulan, kami menunggu langkah kongkretnya," kata Zita dalam keterangan tertulisnya, Sabtu 8 Agustus 2020
Ia mengaku malah makin bingung dengan kebijakan pendidikan Mendikbud Nadiem. “Kalau ada rasa malu, lebih baik lepas jabatan.”
Hal itu disampaikan Zita mengenai rencana Mendikbud akan menggunakan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk membantu siswa membeli kuota internet yang terkendala saat proses pembelajaran jarak jauh (PPJ) di tengah pandemi Covid-19.
Zita mencontohkan dana BOS di tingkat SMP diberi Rp 1,1 juta per tahun per siswa. Jika di sebuah sekolah ada 161 siswa, dana BOS sekitar Rp 177 juta. Apabila dihitung Rp 100 ribu per siswa per bulan untuk internet, akan mengguras dana BOS dengan jumlah yang besar.
Ia memperkirakan kebijakan itu akan berdampak ke pembayaran honor, biaya listrik, hingga renovasi gedung terutama di sekolah yang mengandalkan dana BOS. Padahal kata dia, tidak ada kebijakan yang mengharuskan sekolah membelikan paket internet bagi siswa.
Dana BOS tahun ini meningkat 6,03 persen dibandingkan 2019 dengan besaran biaya tiap jenjangnya naik Rp 100 ribu per siswa. Namun tidak bisa disimpulkan dana BOS cukup membantu untuk kebutuhan internet siswa.
"Ada puluhan ribu sekolah yang harus mengandalkan dana BOS untuk keberlangsungan pendidikan di sekolahnya,” kata dia. Dengan di alokasikannya dana BOS untuk biaya internet bagi siswa saja, sudah sangat menguras anggaran yang harusnya untuk sekolahnya.